Buah kurma yang dekat dan melekat dengan kehidupan sehari-hari bangsa Arab di Timur Tengah, juga merupakan buah yang telah familiar oleh kalangan muslim di seluruh dunia. Buktinya Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam berbicara tentang buah kurma yang telah diriwayatkan oleh beberapa Imam ahli hadits. Beberapa hal yang diperbincangkan adalah marupakan termasuk salah satu anjuran syariat (Islam), dan sebagian lainnya kurma hanyalah adat setempat bangsa Arab. Beberapa diantaranya akan kami sebutkan sebagai berikut ini.
1.) Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhobbi radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ, فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ, فَإِنَّهُ طَهُورٌ
“Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma kering). Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu mensucikan.” (HR. Ibnu Majah, Abu Daud, An Nasa’i)
2.) Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ
“Sebaik-baik makanan sahur bagi seorang mukmin adalah tamr (kurma kering)” (HR Ibnu Hibban no. 883, Al-Baihaqi )
3.) Kurma untuk menyambut bayi yang baru lahir dengan men-tahnik. Dari Abu Musa Al-Asy’ari, dia berkata. :
وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَدَفَعَهُ إِلَيَّ
“Anak lelakiku baru saja lahir, lalu aku membawanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesampainya di hadapannya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya nama Ibrahim, lalu mentahniknya dengan kurma dan memohonkan keberkahan baginya, setelah itu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam serahkan lagi kepadaku” (HR Al-Bukhari no. 5467)
4.) Dalam hal sedekah pun, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencohtohkannya dengan kurma.
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
“Barangsiapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senailai sebutir kurma dari penghasilan yang baik, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah menerima (sedekah) dengan tangan kanan-Nya, kemudian mengembangkannya bagi orang yang bersedekah, sebagaimana seorang di antara kalian membesarkan anak kuda, bahkan sampai menjadi seperti gunung” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014)
5.) Keutamaan makan kurma ajwa juga disebutkan dalam hadits, dari Sa’d bin Abi Waqqash, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَكَلَ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِمَّا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا حِينَ يُصْبِحُ لَمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ حَتَّى يُمْسِىَ
“Siapa yang makan tujuh butir kurma yang berasal dari Madinah ketika pagi, maka racun-racun tidak akan membahayakannya sampai sore.” (HR. Muslim, no. 5459)